Selasa, 15 November 2011

Tasawuf Mendamaikan Dunia



  1. SEBUAH WAHYU LANGSUNG UNTUK 'ALI
    
    Suatu hari ketika 'Ali sedang berada dalam pertempuran, pedang
    musuhnya  patah  dan  orangnya  terjatuh. 'Ali berdiri di atas
    musuhnya itu, meletakkan pedangnya ke arah dada orang itu, dia
    berkata,  "Jika  pedangmu  berada  di  tanganmu, maka aku akan
    lanjutkan pertempuran ini, tetapi karena pedangmu patah,  maka
    aku tidak boleh menyerangmu."
    
    "Kalau   aku  punya  pedang  saat  ini,  aku  akan  memutuskan
    tangan-tanganmu dan kaki-kakimu," orang itu berteriak balik.
    
    "Baiklah  kalau  begitu,"  jawab  'Ali,  dan  dia  menyerahkan
    pedangnya ke tangan orang itu.
    
    "Apa  yang  sedang kamu lakukan", tanya orang itu kebingungan.
    "Bukankah saya ini musuhmu?"
    
    Ali memandang tepat di matanya dan  berkata,  "Kamu  bersumpah
    kalau  memiliki  sebuah  pedang  di  tanganmu,  maka kamu akan
    membunuhku. Sekarang kamu telah memiliki pedangku, karena  itu
    majulah  dan  seranglah  aku".  Tetapi  orang itu tidak mampu.
    "Itulah kebodohanmu dan kesombongan berkata-kata," jelas 'Ali.
    "Di  dalam  agama  Allah tidak ada perkelahian atau permusuhan
    antara kamu dan aku. Kita bersaudara. Perang  yang  sebenarnya
    adalah  antara  kebenaran  dan  kekurangan  kebijakanmu. Yaitu
    antara kebenaran dan dusta. Engkau dan aku sedang  menyaksikan
    pertempuran itu. Engkau adalah saudaraku. Jika aku menyakitimu
    dalam    keadaan    seperti    ini,     maka     aku     harus
    mempertanggungjawabkannya   pada   hari   kiamat.  Allah  akan
    mempertanyakan hal ini kepadaku."
    
    "Inikah cara Islam?" Orang itu bertanya.
    
    "Ya," jawab 'Ali, "Ini adalah firman  Allah,  yang  Mahakuasa,
    dan Sang Unik."
    
    Dengan  segera,  orang  itu bersujud di kaki 'Ali dan memohon,
    "Ajarkan aku syahadat."
    
    Dan 'Ali pun mengajarkannya,  "Tiada  tuhan  melainkan  Allah.
    Tiada yang ada selain Engkau, ya Allah."
    
    Hal  yang  sama  terjadi  pada  pertempuran  berikutnya.  'Ali
    menjatuhkan lawannya, meletakkan kakinya di  atas  dada  orang
    itu  dan  menempelkan  pedangnya  ke  leher  orang itu. Tetapi
    sekali lagi dia tidak membunuh orang itu.
    
    "Mengapa kamu tidak membunuh aku?" Orang itu berteriak  dengan
    marah. "Aku adalah musuhmu. Mengapa kamu hanya berdiri saja?,'
    Dan dia meludahi muka 'Ali.
    
    Mulanya 'Ali menjadi marah,  tetapi  kemudian  dia  mengangkat
    kakinya  dari dada orang itu dan menarik pedangnya. "Aku bukan
    musuhmu",  Ali  menjawab.  "Musuh   yang   sebenarnya   adalah
    sifat-sifat  buruk  yang  ada  dalam  diri kita. Engkau adalah
    saudaraku,  tetapi  engkau  meludahi  mukaku.  Ketika   engkau
    meludahi   aku,   aku  menjadi  marah  dan  keangkuhan  datang
    kepadaku. Jika aku membunuhmu dalam keadaan seperti itu,  maka
    aku  akan  menjadi seorang yang berdosa, seorang pembunuh. Aku
    akan menjadi seperti semua orang yang kulawan. Perbuatan buruk
    itu  akan  terekam  atas  namaku.  Itulah  sebabnya  aku tidak
    membunuhmu."
    
    "Kalau begitu tidak ada pertempuran antara kau dan aku?" orang
    itu bertanya.
    
    "Tidak.  Pertempuran  adalah  antara kearifan dan kesombongan.
    Antara kebenaran dan kepalsuan". 'Ali  menjelaskan  kepadanya.
    "Meskipun   engkau  telah  meludahiku,  dan  mendesakku  untuk
    membunuhmu, aku tak boleh."
    
    "Dari mana datangnya ketentuan semacam itu?"
    
    "Itulah ketentuan Allah. Itulah Islam."
    
    Dengan segera orang itu tersungkur di kaki 'Ali dan  dia  juga
    diajari dua kalimat syahadat.
    
    
    
    
    seperti mengali sumur
    
    


    Apabila Anda menggali sumur, Anda harus menggalinya jauh ke
    dalam sampai Anda menemukan sumber mata airnya. Dapatkah sumur
    itu penuh tanpa mencapai sumber yang dalam itu? Bila Anda
    bergantung pada hujan atau sumber luar lain untuk mengisi
    sumur itu, maka air itu hanya akan menguap atau diserap oleh
    tanah. Lalu, bagaimana Anda dapat membasuh diri Anda atau
    menghilangkan dahaga Anda? Hanya jika Anda menggali cukup
    dalam untuk mendapatkan mata air, maka Anda akan sampai pada
    sumber air yang tak habis-habisnya. Demikian juga halnya, jika
    Anda hanya membaca ayat-ayat dari kitab suci, tanpa menggali
    lebih dalam untuk mencari maknanya, hal itu seperti menggali
    sebuah sumur tanpa mencapai mata airnya atau seperti mencoba
    mengisinya dengan air hujan. Kedua cara ini tidak akan
    memadai. Hanya apabila Anda membuka mata air yang ada di
    dalamnya dan ilmu Tuhan mengalir dari sana, maka mata air
    sifat-sifat Tuhan akan mengisi hatimu. Hanya setelah itu Anda
    dapat menerima kekayaan-Nya. Hanya setelah itu Anda akan
    mendapatkan kedamaian dan ketenangan. Kearifan dan ilmu Tuhan
    ini harus timbul dari dalam diri Anda; kisah Tuhan dan doa
    mesti dipahami dari sisi batin. Maka Anda akan memperoleh
    semua yang Anda butuhkan untuk diri Anda, dan Anda juga akan
    merasa cukup untuk berbagi dengan orang lain.
     
    seperti semuanyta salah
     


    Sekali waktu Anda pernah mengira bahwa segala yang Anda
    pelajari dan cermati adalah kebenaran. Tetapi kemudian Anda
    maju ke langkah berikutnya, dan menemukan bahwa semua yang
    telah Anda pelajari bukanlah kebenaran. Dan pada masa yang
    akan datang ketika Anda masih melangkah lebih berikutnya dan
    memandang kembali semua yang sekarang Anda anggap benar,
    ternyata Anda juga akan melihatnya sebagai kepalsuan. Dengan
    cara ini, setiap kali Anda melangkah maju ke level yang baru,
    maka Anda akan menemukan bahwa semua yang Anda pelajari pada
    masa lalu adalah kepalsuan (salah). Akhirnya, ketika Anda
    mencapai maqam (keadaan) Tuhan dan maqam kearifan-Nya, maka
    Anda akan menyadari bahwa semua pemikiran Anda adalah keliru.
    Semuanya keliru. Hanya Dialah kebenaran. Kebijakan-Nya adalah
    kebenaran sejati, dan sifat-sifat-Nya adalah emas kekayaan
    yang sesungguhnya.
    
    Apabila Anda memahami hal ini, maka Anda akan memohon
    ampunan-Nya atas segala kesalahan yang Anda lakukan pada masa
    yang lalu. Anda akan melihat dengan jelas dan pasti bahwa
    hanya ada satu keluarga, satu doa dan satu Tuhan. Kita harus
    memikirkan hal ini. Ini adalah kearifan yang berharga, hikmah
    kebenaran.
    
    
    seperti penambang emas
    
    


    Apabila seorang penambang mencari emas, dia harus mengayak
    tanah untuk menyaring logam yang berharga itu. Dia memungut
    yang berharga dan membuang sisanya. Demikian pula, di mana pun
    Anda mencari, apakah itu di timur, barat, utara, atau selatan,
    apakah itu umat Hindu, Zoroaster, Kristen, Yahudi, atau Islam,
    Anda harus mencari dan memungut hanya suatu yang bernilai,
    yaitu emas, khazanah Tuhan, yaitu kebenaran. Selama Anda
    mencari melalui semua kitab suci, Anda harus menyisihkan apa
    pun yang lainnya, seperti penambang emas membuang kotoran dan
    batu-batu. Hanya kekayaan Tuhan yang Anda butuhkan untuk
    kehidupan Anda dan untuk kecerahan jiwa Anda.
    
     
     
    
    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar